Masih ingatkah engkau pertemuan 3 tahun yang lalu. Saat ada dauroh para mutorabbi, kami diminta untuk membuat surat cinta kepadamu. Mataku mencari dirimu di setiap sudut ruang tapi tak kunjung ku temui juga. Aku mulai menggores kata di atas kertas putih namun tak seputih hatiku saat itu. Aku bukan orang yang pandai merangkai kata-kata tapi melalui surat ini aku berharap semoga engkau membacanya dan kita dipertemukan kembali sebelum masing-masing menghadapNya. Aku juga tak tahu apakah surat ini bisa dikatakan surat cinta atau tidak.
Kepada,
Sang murobbiyahku yang tercinta
Dimana pun engkau berada
Assalamu’alaikum, apa kabar murobbiyahku? Lama aku tak menyapamu.
Mata indah yang dulunya selalu mengawasi setiap gerak tubuh mungil ini, wajah indah yang dulunya selalu dihiasi senyuman manis, tangan halus yang dulunya selalu menyentuh kelembutan setiap bertemu. Tutur kata yang dulunya selalu menyampaikan nasehat. Kini tak kutemui lagi. Aku bersyukur Allah telah mempertemukan kita, dengan begitu aku bisa mengenal agama Allah lebih dalam lagi. Engkau menyampaikannya dengan tutur kata yang lembut dengan hati yang ikhlas, aku bisa melihatnya dari wajahmu yang teduh. Begitu semangatnya engkau menceritakan perjuangan Nabi dan sahabat-sahabatnya melawan kaum kafir membela agama Allah. Aku kagum terhadapmu. Engkau selalu sabar menghadapi sifatku yang terkadang seperti anak-anak. Engkau tak pernah marah meskipun engkau tahu aku tidak jujur, ketika engkau menghubungiku karena engkau melihat tempatku dalam lingkaran liqo masih kosong. Aku tak berani menjawab teleponmu karena ketika mendengar suaramu aku tak sanggup untuk berbohong. Aku mengirimkan pesan singkat ke ponsel teman liqo untuk disampaikan kepada kakak bahwa aku tak bisa datang karena sesuatu lain hal. Alasan bodoh tak masuk akal yang pernah aku lakukan. Maafkan aku, karena aku tidak memanfaatkan setiap moment bertemu denganmu. Mulai saat itu aku mulai jauh, selalu bolos setiap pekan pertemuan di taman syurga. Murobbiyahku maafkan aku, selalu tak membalas smsmu dengan alasan tak punya pulsa. Aku tahu engkau kecewa pada diriku tapi engkau tak pernah menampakkannya. Engkau tak pernah lelah menyapa diriku. Murobbiyahku, tahukah engkau saat ini aku sudah 4 kali berganti murobbiyah tapi aku tak bisa merasa nyaman seperti saat bersamamu. Dalam keheningan sepi aku masih merindukan duduk bersamamu di taman-taman syurga wahai murobbiyahku. Semoga Allah mempertemukan kita kembali. aamiin.
Salam rindu ,
Dari
yang merindukanmu
Senin, 9 Desember 2013; 06.06
kamar kost pondok cabbenge Sahabat 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar