Senin, 09 Desember 2013

untukmu kekasihku, ibu


Ibu, semenjak dirimu pergi aku sudah berusaha menjadi anak yang kuat dan tak mudah menyerah. Dan itu berhasil aku jalani hingga saat ini. Meskipun kata orang kalau anak bungsu itu identik dengan anak manja, tapi aku berhasil membuktikan pada orang kalau tidak semua anak bungsu itu manja. Bahkan teman-temanku mengenal diriku adalah sosok yang tegar, tak pernah sedih dan aku selalu punya cara untuk mengatasi masalah sendiri tanpa harus merepotkan orang lain. Ibu, dulu ketika aku bermain saat masih kecil dan anak lain menggangguku, lalu aku mengadu kepadamu. Engkau selalu mengatakan jadilah anak yang kuat yang bisa menghadapi masalahnya sendiri, jangan selalu menggantungkan diri pada orang lain karena suatu saat tali gantungan itu bisa putus. Benar apa kata ibu, tali itu benar-benar telah putus dan aku tak tahu cara menyambungnya bahkan aku tak menemukannya lagi.  

Ibu sekarang aku sudah dewasa, dan menjadi apa yang ibu inginkan. Menjadi pendengar yang baik bagi teman yang ingin berbagi denganku. Semoga ibu bahagia mendegarnya.  Tapi sekarang aku butuh pendengar itu. Sayang, ibu terlalu cepat pergi jadinya aku tak bisa bercerita padamu. Ibu, hujan kristal bening yang jatuh 5 tahun yang lalu kini kembali menghujaniku hingga aku basah kuyup kedinginan. Aku bahkan tak punya payung untuk menghalangi hujan membasahiku. kata-kata nasehatmulah ibu yang aku jadikan jubah untuk menutupi pakaianku yang basah karena hujan kristal bening itu agar orang melihatku sedang tidak terjadi sesuatu. Ibu aku sudah tahu bagaimana melakukan perjalanan yang jauh dan cara mempersiapkan bekal agar tidak kelaparan di tengah perjalanan seperti yang ibu ajarkan dulu. Sabar adalah senjata pertamaku untuk mampu menelan kapsul kehidupan yang pahit. Doa dan ikhtiar yang menjadi penawar rasa pahit yang masih tertinggal di tenggorokanku. Tapi ibu,  Ikhlas adalah senjata yang sulit aku keluarkan ibu, meskipun kata orang-orang itu mampu menghancurkan kapsul tanpa ada sisa rasa pahit yang tertinggal. 

Ibu, aku sungguh rindu padamu
Aku rindu  suaramu
Aku rindu  senyumanmu
Aku rindu tatapan matamu
Aku rindu kelembutan tanganmu
Aku rindu menatap wajahmu
Ibu aku rindu dengan canda tawamu
Ibu aku rindu dengan nasehat-nasehatmu 
Ibu, aku sungguh mencintaimu
Ibu,ibu, ibu begitu aku selalu memanggilmu

Dulu ibu yang selalu menyebut-nyebut namaku dalam setiap doamu.
Sekarang giliran aku yang selalu menyebut namamu dalam setiap doaku.
Ibu, tangan ini terus bergetar saat mengukir namamu di atas papan “qwerty”.
Kristal bening itu terus mengalir saat menyebut namamu.
Ibu, suatu saat aku juga akan mengakhiri perjalanan ini karena telah sampai tujuan.
Ibu aku selalu memintaNya untuk dapat mempertemukan kita kelak di JannahNya. Aamiin.




#HARNIA
Kamar kost pondok cabbenge sahabat 1
Senin, 09 desember 2013: 19.20 Wita


1 komentar:

eadbertmacario mengatakan...

Casino - New Jersey - JTM Hub
The world's favorite casino games. JTG is 나주 출장마사지 your new home to the hottest of 보령 출장안마 casino games and online slots. 여수 출장샵 Play your 광주 출장안마 favorite slots and table games at the best 충청남도 출장마사지